Straight
news merupakan bentuk berita langsung, bisa juga disebut berita aktual atau
terkini. Hasil dari straight news umumnya menghasilkan tulisan yang memerlukan
publikasi lebih cepat. Di media, baik cetak maupun elektronik straight news
memiliki bobot yang lebih besar. Sebuah kejadian kebakaran yang terjadi di
Pasar Mambo, Kota Baru sangat tepat untuk dijadikan hasil report straight news.
Kejadian kebakaran itu baru saja berlangsung. Meski baru kemarin, tapi itu
adalah peristiwa baru. Di media elektronik, seperti televisi mereka bisa
menampilkan straight news dalam keadaan langsung. Wartawan bisa melaporkan
kondisi yang terjadi saat itu juga. Jika saja mereka melakukan peliputan
kejadian kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru, hasilnya bisa sangat baik.
Bagaimana dengan media cetak? Meski kejadiannya sudah berlangsung sehari, tapi itu tetap aktual. Perlu diingat, tidak semua orang bisa menyaksikan kejadian kebakaran melalui televisi, radio, atau yang lainnya, tapi media cetak memberi mereka kesempatan itu. Bahkan bisa dijabarkan lebih luas. Hal yang lebih penting, surat kabar yang dihasilkan media cetak memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Jadi, tidak heran meskipun kejadian kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru itu telah dipublikasi di media elektronik, keesokan harinya orang masih membaca di surat kabar.
Beberapa strategi
yang perlu dipahami seorang jurnalis di dalam membuat straight news adalah
gambaran kondisi yang terjadi di lokasi liputan. Semisal, bila sang jurnalis
tengah melakukan peliputan kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru, maka yang
diperlukan adalah menggambarkan kondisi yang ada di sana. Tulislah poin-poin
penting yang terjadi di lokasi atau TKP. Rinciannya mungkin Anda bisa
menerapkan rumus 5W+1H yang sudah dibahas sebelumnya. Tulislah kondisi
kebakaran itu, waktu kejadiannya, lokasinya, penyebabnya, berapa besar kerugian
yang ditimbulkan, serta apa saja yang terjadi saat itu. Jangan lupa untuk
mengorek data-data dari sumber-sumber yang layak dipercaya di lokasi peliputan.
Keberadaan sumber itu akan sangat membantu Anda untuk mendapatkan hasil
peliputan yang akurat.
Saat menulis Straight
News yang tidak kalah pentingnya adalah bentuk tulisan. Umumnya, di media
cetak dikenal beberapa model, salah satunya adalah piramida terbalik. Bisa Anda
lihat seperti ini: sangat penting→ penting→
biasa→ tidak penting.
Pertama, cobalah Anda
meruntut tulisan dari yang paling penting terdahulu. Jika tulisan yang akan
Anda muat adalah kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru ungkaplah yang paling
penting dari kejadian itu. Biasanya setiap jurnalis punya penilaian yang
berbeda-beda. Tergantung dari sudut apa kejadian itu akan mereka tampilkan.
Bila kebakaran itu menghanguskan ratusan kios. Maka poin ini layak Anda
tempatkan di paragraph atau alinea pertama. Terus ungkap lagi informasi yang
sangat penting dari peristiwa kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru itu. Ternyata
dari hasil liputan, Anda menemukan 3 orang korban tewas. Maka itu juga sangat
layak Anda tempatkan di awal-awal tulisan. Jangan sekali-kali Anda menempatkan
persoalan yang tidak penting di awal tulisan Anda. Semisal, dari liputan
kebakaran tersebut Anda melihat beberapa pengendara motor masih mondar-mandir.
Itu merupakan sesuatu yang tidak penting. Berita Anda akan benar-benar menjadi
‘magnet’ bila di awal tulisan, Anda telah memberi bobot yang begitu penting.
Masih banyak lagi yang bisa Anda tempatkan di awal tulisan dari kejadian
kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru.
Kedua, runtut kembali
poin-poin yang Anda nilai masih memiliki bobot yang cukup signifikan. Ya,
informasi yang Anda nilai penting. Biasanya tulisan liputan yang bagus selalu
mengupas hal lain dari hal-hal yang sangat penting sebelumnya. Saat Anda
meliput kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru, Anda melihat beberapa orangtua
yang dievakuasi dari lokasi kebakaran. Maka, itu juga penting untuk Anda
tuliskan. Hal seperti ini bisa mendukung tulisan yang Anda buat di awal-awal
paragraph tadi. Mungkin Anda juga melihat petugas kebakaran yang bekerja ekstra
untuk melakukan pemadaman. Maka poin itu juga penting untuk ditulis. Hal lain,
ternyata dari liputan itu, Anda mendapati beberapa warga yang mencoba
mengevakuasi harta bendanya, maka itu juga sangat layak Anda tampilkan sebagai
poin penting.
Ketiga, barulah Anda
beranjak untuk melanjutkan hasil liputan yang bobotnya lebih rendah. Tulislah
lanjutan dari kejadian kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru yang pastinya Anda
memahami kondisinya. Semisal, dari kejadian kebakaran petugas mengerahkan
sepuluh kendaraan pemadam kebakaran. Atau bisa jadi api yang padam hanya
menyisakan puing-puing bangunan yang sudah hangus terbakar. Intinya, untuk
sebuah tulisan liputan yang baik, hal-hal yang biasa selayaknya Anda juga
tampilkan. Yang terpenting tidak mengurangi minat pembaca.\
Terakhir,
adalah poin yang jika tidak Anda cantumkan tidak akan berpengaruh terhadap
kualitas berita Anda. Sesuatu yang tidak penting biasanya hanya menambah
tulisan Anda lebih melorot. (Baik juga bila Anda ingin menghabiskan tinta di
layar komputer Anda, he..he..). Anda mungkin paling sering berhenti melanjutkan
membaca hasil sebuah liputan karena tidak penting untuk dilanjutkan. Rumus ini
biasanya berlaku umum, terkecuali Anda benar-benar membutuhkan informasi itu
hingga tuntas. Anjuran saya, tulislah liputan berdasarkan model piramida
terbalik ini. Mulai dari yang sangat penting, penting, biasa, hingga
seterusnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar